Berdasarkan tren yang diamati, terutama upaya vaksinasi, diproyeksikan pemulihan ekonomi akan terjadi secara bertahap seiring dengan tingkat vaksinasi dan terjadinya herd immunity. Secara umum ekonomi global diperkirakan akan terus mengalami pemulihan secara positif dan mencapai level PDB 2019 antara periode 2021 dan 2022, berdasarkan proyeksi International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. Sebagai contoh, Tiongkok sebagai negara yang mengalami pandemi COVID-19 paling awal sudah mengalami pemulihan ekonomi yang signifikan dan melampaui nilai PDB tahun 2019. Sedangkan negarai lain seperti Amerika dan India diperkirakan akan mengalami pemulihan, melampaui nilai PDB tahun 2019, pada 2021-2022. Negara-negara Eropa dan Jepang diperkirakan akan mengalami pemulihan di 2022. Perbandingan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Selain PDB, indikator lain seperti Manufacturing Purchasing Managers’ Indeks (PMI), retail and arecreation mobility, penjualan kendaraan penumpang, dan tingkat penjualan ritel juga menunjukkan tingkat pemulihan yang positif.
Kendati demikian, masih terdapat ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi global. Secara umum pemulihan kondisi ekonomi global dipengaruh beberapa faktor terkait infeksi COVID-19: (1) peningkatan infeksi varian delta, (2) tingkat vaksinasi, (3) kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya. Penyebaran varian delta telah diamati di berbagai negara dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Di beberapa negara dapat dilihat kenaikan tingkat penyebaran varian delta paska pelonggaran pembatasan sosial. Kenaikan infeksi juga menyebabkan gelombang infeksi baru untuk berbagai negara yang sebelumnya telah menunjukkan proyeksi pemulihan yang