TINJAUAN KEUANGAN

  1. Pengadaan 2 (dua) unit Kapal Tunda Kap.2x1800 HP untuk Cabang Dumai dikarenakan pelaksana pekerjaan PT Dok dan Perkapalan Surabaya; dan
  2. Pengadaan 3 (tiga) unit Kapal Tunda 2x1600 HP untuk Cabang Belawan dikarenakan pelaksana pekerjaan PT Daya Radar Utama.

Alat-Alat

Fasilitas Realisasi investasi alat-alat fasilitas pelabuhan tahun 2021 sebesar Rp169,65 miliar, menurun 63,27% atau Rp292,29 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp461,94 miliar. Penurunan ini disebabkan investasi di antaranya:

  1. Perbaikan berat alat bongkar muat milik Cabang Pelabuhan Palembang (Regional 2); dan
  2. Penambahan Daya 3 MVA berikut pemasangan cable reel 1 unit QCC, 2 unit Jib Crane dan 4 unit RMGC, Cabang Pelabuhan Pontianak (Regional 2).

Instalasi Fasilitas

Realisasi investasi instalasi fasilitas pelabuhan tahun 2021 sebesar Rp119,84 miliar, menurun 22,54% atau Rp34,87 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp154,71 miliar. Penurunan ini disebabkan investasi di antaranya:

  1. Penataan sistem proteksi tegangan lebih (surge voltage) di area pelabuhan pada Regional 1; dan
  2. Elektrifikasi crane pelabuhan Teluk Bayur berikut fasilitas pendukung (Regional 2).

Tanah dan Hak atas Tanah

Realisasi investasi tanah dan hak atas tanah tahun 2021 sebesar Rp79,31 miliar, meningkat 852,84% atau Rp70,99 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp8,32 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh pengadaan dan pembebasan lahan akses jalan tol untuk Makassar New Port.

Jalan, Bangunan, Sarana dan Prasarana

Realisasi investasi jalan, bangunan, sarana dan prasarana tahun 2021 sebesar Rp318,44 miliar, menurun 44,34% atau Rp253,72 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp572,16 miliar. Penurunan ini disebabkan investasi di antaranya:

  1. Pembangunan Jalan Akses Timur Pelabuhan Kalibaru; dan
  2. Pekerjaan Peningkatan Jalan Industri I, II, dan III Pelabuhan Tanjung Priok .

Peralatan dan Perlengkapan

Realisasi investasi alat-alat fasilitas pelabuhan tahun 2021 sebesar Rp72,33 miliar, menurun 49,88% atau Rp71,97 miliar dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp144,30 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh masih belum terserapnya di antaranya:

  1. Pengembangan perangkat remote crane management and monitoring system tahap II; dan
  2. Perbaikan berat peralatan bongkar muat cabang Pontianak.