LAPORAN DIREKSI

maritim. Implikasi tren ini terhadap bisnis pelabuhan adalah dibutuhkannya pembangunan infrastruktur pelabuhan di sekitar perdagangan besar, dimungkinkannya pembangunan hub dan spoke internasional dan domestik maritim, proses operasional yang semakin kompleks, dan peningkatan risiko bagi operator dan pemilik pelabuhan.

Saat ini, perdagangan petikemas maritim di Asia masih berpusat di China dengan volume rute regional 24,4 juta TEU dan volume perdagangan yang tinggi antara China-Asia Timur dan China-Asia Tenggara. Namun, tingkat pertumbuhan volume perdagangan rute regional China pada 2019 adalah 0%. Di sisi lain, Asia Tenggara mengalami pertumbuhan lebih tinggi dalam lalu lintas in/outbound petikemas. Rute regional Asia Tenggara memiliki volume perdagangan 40,4 juta TEU dengan tingkat pertumbuhan 3%.

Dalam pasar non petikemas, volume perdagangan tertinggi terjadi antara China dan Asia Tenggara dengan volume mencapai 397,7 juta Ton. Volume perdagangan antara Asia Tenggara dengan Asia Timur Laut juga cukup tinggi dengan 120,1 juta Ton. Dalam rute regional, Asia Tenggara memiliki volume lebih tinggi dengan volume 212,3 juta Ton, namun tingkat pertumbuhan pada rute regional China lebih tinggi dengan tingkat pertumbuhan 2019 sebesar 10%.

Dalam menghadapi kondisi perekonomian dan industri pelabuhan tersebut, masing-masing entitas usaha telah menetapkan dan melaksanakan strategi yang menjadi dasar untuk perumusan strategi pasca merger. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) telah menetapkan strategi jangka panjang pasca merger yang diturunkan dalam roadmap strategi periode 2021-2025 yang dibagi ke dalam 4 (empat) pilar strategi sebagai berikut:

  1. Transformasi Pelabuhan Kelas Dunia

    Pilar strategi yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kapabilitas PT Pelabuhan Indonesia (Persero) sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhan kelas dunia. Fokus pilar strategi ini adalah peningkatan performa operasi dan pelayanan pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), melalui peningkatan standar kualitas operasional pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dengan cara memanfaatkan teknologi digital, sedangkan peningkatan kualitas pelayanan pelabuhan dilakukan melalui pemberian jasa layanan yang bersifat customer centric (berbasis pelanggan). Selain itu, peningkatan performa juga dilakukan dengan dimulainya pengembangan sustainable ports bagi pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Fokus terakhir dari pilar ini adalah mempersiapkan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk berekspansi secara regional di Kawasan Asia Tenggara.

  2. Penguatan Ekosistem Logistik

    Pilar strategi kedua dilakukan untuk membuat hubungan dengan pemain ekosistem logistik laut dan darat agar dapat mengoptimalkan biaya logistik nasional. Fokus dari pilar strategis ini adalah menjalin kerja sama dan juga potensi integrasi sistem atau layanan dengan pemain logistik laut dan darat sehingga biaya logistik dapat dioptimalkan, serta