petikemas di tengah agar dapat menciptakan rute baru dan koneksi bagi shipping lines yang telah menempuh jarak pelayaran jauh, 2) efisiensi rute yang dilakukan shipping network untuk mengoptimalkan biaya operasi, 3) meningkatnya perdagangan global dan hubungan antar negara dengan jarak jauh.
Selain sebelas tren di atas, kebiasaan baru pasca pandemi COVID-19 juga berpengaruh pada bidang jalur perdagangan maritim selama awal tahun 2021. Adanya fase pemulihan terlihat dari aktivitas di pelabuhan yang menunjukkan ketahanan dalam permintaan konsumen dan rantai pasokan global, namun perdagangan yang tidak seimbang (imbalance trading) dan pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata (uneven economic growth) juga menyebabkan peristiwa kekurangan petikemas di wilayah Timur.
UNPRECEDENTED SHORTAGE FOR CONTAINERS
Dalam laporan Global shipping container shortage: the story so far, Ship Technology, April 2021 bahwa saat ini, terjadi kekurangan petikemas kosong pada wilayah kebanyakan di negara-negara timur seperti Tiongkok, di mana Tiongkok menjadi salah satu negara yang melakukan ekspor terbesar ke negara-negara lain terutama di wilayah barat. Penyebab utama kekurangan ini kompleks, termasuk ketidakseimbangan manajemen kapasitas oleh operator pada awal krisis dan penundaan terkait adanya COVID-19 yang sedang berlangsung di titik-titik koneksi transportasi seperti Pelabuhan. Hal ini terjadi pada fase awal lockdown petikemas kosong tidak bisa kembali ke Tiongkok atau dibiarkan menumpuk di negara tujuan, serta perubahan pola perdagangan dan peningkatan permintaan pada awal 2021 yang membuat kapal-kapal sangat terburu-buru untuk kembali sehingga kapal-kapal tersebut dipaksa untuk meninggalkan kontainer kosong ketika kembali ke Tiongkok (dalam laporan “No relief: Global container shortage likely to last until 2022”, American Shipper, April 2021).
PERDAGANGAN MARITIM GLOBAL
Asia, Eropa, dan Amerika Utara adalah fokus perdagangan global dengan volume paling tinggi. Perdagangan rute regional terbesar berada di Asia dengan volume 44,5 juta TEU pada tahun 2019. Dua jalur perdagangan internasional utama adalah Far EastEurope dengan volume 24,5 juta TEU dan Far East-North America dengan volume 23,7 juta TEU, seperti yang terlihat pada gambar 3.7. Tingginya volume perdagangan petikemas dari dan ke Far East disebabkan oleh bergabungnya Tiongkok dengan WTO pada tahun 2001, menyebabkan relokasi pusat produksi dari negara-negara maju ke Tiongkok.