produksi Pengusahaan TBAL untuk Persewaan Perairan di tahun 2021 dalam satuan M2 mencapai 383.739 M2, meningkat 0,46% dibandingkan tahun 2020 sebesar 381.999 M2. Realisasi produksi Pengusahaan Properti untuk Persewaan Bangunan dalam satuan M2 mencapai 877.833 M2, meningkat 60,32% dibandingkan realisasi tahun 2020 sebesar 275,537 M2. Realisasi produksi pengusahaan air untuk penggunaan air kapal di tahun 2021 mencapai sebesar 2.318.058 ton, meningkat 162,68% dibandingkan tahun 2020 sebesar 882.457 ton. Untuk pengusahaan air, penggunaan air minum di tahun 2021 mencapai sebesar 571.421 ton, meningkat 82,27% dibandingkan tahun 2020 sebesar 313.498 ton. Kemudian, pada pelayanan jasa ruparupa, pas pelabuhan orang di tahun 2021 dalam satuan lembar mencapai 3.794.742 lembar, meningkat 28,68% dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 2.948.945 lembar. Demikian pula dengan pas harian kendaraan yang meningkat 77,62% dari 8.120.614 lembar di tahun 2020 menjadi 14.423.543 lembar di tahun 2021.
Selain kinerja operasional, Perseroan juga telah mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Pendapatan operasi tahun 2021 mencapai Rp28,81 triliun, meningkat 14,28% atau Rp3,60 triliun dibandingkan dengan tahun 2020 mencapai Rp25,21 triliun. Seiring dengan peningkatan pendapatan bunga tersebut, laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba merging entity juga mengalami peningkatan. Laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba merging entity tahun 2021 sebesar Rp3,18 triliun, meningkat 7,34% atau sebesar Rp217,20 miliar dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar Rp2,96 triliun. Dengan meningkatnya laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba merging entity, maka ekuitas Perseroan juga mengalami peningkatan. Ekuitas tahun 2021 mencapai Rp42,05 triliun, meningkat 4,42% atau Rp1,78 triliun dibandingkan dengan tahun 2020 mencapai Rp40,27 triliun.
KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN
Berbagai capaian positif yang diperoleh di tahun 2021 tidak lepas dari kemampuan Perseroan dalam menghadapi kendala-kendala. Kendala-kendala tersebut antara lain, gap pengembangan SDM dan organisasi yang terlihat dari kurang cepatnya unit kerja untuk beradaptasi dengan perubahan model bisnis baru dan kompetensi SDM belum merata untuk semua pelabuhan ketika integrasi dilakukan.
Dalam menghadapi kendala tersebut, Perseroan telah melakukan pengembangan kapabilitas dan kualitas SDM. Di samping itu, Perseroan juga menghadapi gap teknologi yaitu masih terbatasnya penerapan teknologi yang terintegrasi untuk mendukung proses operasional.
Dalam menghadapi kendala tersebut, Perseroan telah melakukan penguatan pemanfaatan teknologi dan sistem informasi (termasuk pengembangan integrasi sistem perusahaan (Ops dan Non-Ops) serta integrasi dengan sistem stakeholders/eksternal).