Perseroan juga menghadapi gap kapabilitas bisnis yaitu belum berkembangnya kapabilitas dan kemampuan layanan di segmen logistik, hinterland development, marine, serta port services belum memiliki perkembangan yang baik. Untuk menghadapi kendala tersebut, Perseroan melakukan kerjasama dan juga potensi integrasi sistem atau layanan dengan pemain logistik laut dan darat sehingga biaya logistik dapat dioptimalkan, serta menjalin kerjasama dengan kawasan industri/logistik untuk mendorong peningkatan arus barang. Kerjasama dengan kawasan industri/logistik inu dilakukan untuk mendukung konektivitas dengan bagian hinterland, serta mempermudah pemberian layanan logistik end-to-end bagi pelaku industri. Adanya hubungan dengan pelaku kawasan industri yang berada di satu daerah dengan pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berpotensi meningkatkan pelayanan bagi pelanggan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dari sisi kecepatan dan kemudahan.
ANALISIS PROSPEK USAHA
Pertumbuhan ekonomi global diprediksikan akan melanjutkan tren positif sampai tahun 2026 walaupun akan melandai dari realisasi pertumbuhan tahun 2021 sebesar 5,5%. Pertumbuhan positif ini tentu akan diikuti oleh pertumbuhan arus barang secara internasional. Kondisi pandemi telah menciptakan tren kebiasaan baru yang salah satunya adalah terkait belanja daring (online shopping). Pertumbuhan bisnis e-commerce pun meningkat pesat sebagai jawaban akan kebutuhan belanja daring ini. Hampir sebagian besar barang-barang e-commerce diangkut dalam kemasan petikemas yang turut memberikan efek positif pada pertumbuhan arus petikemas global. Potensi pertumbuhan arus petikemas global ini dapat dioptimalkan dengan pengembangan international transshipment memanfaatkan lokasi wilayah pelabuhan Pelindo yang berada di jalur pelayaran dunia.
Untuk kargo non petikemas, pasar arus barang domestik masih memiliki potensi yang sangat besar dikarenakan pada saat ini Pelindo hanya memiliki pangsa pasar sebagian kecil dari pasar nasional. Pelindo dapat melakukan kerjasama dalam beberapa skema dengan pelabuhan non petikemas yang terdiri dari pelabuhan Terminal Khusus (Tersus)/Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) dan pelabuhan milik Kementerian/Lembaga (K/L) Pemerintah. Kekurangan yang dimiliki Pelindo untuk dapat menjalin kerjasama adalah tarif yang secara umum relatif lebih tinggi dari para pelaku swasta. Selain hal tersebut, Pelindo perlu merumuskan nilai lebih yang dapat diberikan kepada mitra pemilik/pengelola pelabuhan non petikemas domestik.
Berbagai perkiraan terhadap membaiknya kondisi perekonomian, Pelindo memiliki peluang untuk tumbuh. Peluang yang dimiliki Pelindo antara lain sebagai berikut:
Pengembangan infrastruktur maritim dan intensifikasi program pemerintah di bidang maritim berpotensi mendukung rencana integrasi Pelindo.