Berdasarkan rincian data pada tabel di atas, pencapaian laba usaha berhasil melampaui target mencapai 101,89%, demikian pula dengan laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba merging entity yang mencapai 101,95%. Pencapaian target laba tersebut sejalan dengan pencapaian pendapatan konstruksi dan pendapatan operasi.
Capaian pendapatan konstruksi yang mencapai 110,67% lebih tinggi dibandingkan RKAP tahun 2021 terutama yang berasal dari konsesi jalan Tol Cibitung-Cilincing. Selain itu, pendapatan operasi mencapai 100,39% terutama disebabkan oleh peningkatan arus petikemas, arus kapal, arus barang nonpetikemas, dan pendapatan rupa-rupa yang diuraikan sebagai berikut:
Peningkatan arus petikemas terjadi karena telah pulihnya pelayaran petikemas baik domestik maupun internasional seperti kenaikan arus petikemas di PT IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) Tanjung Priok 1, kenaikan arus petikemas internasional di Teluk Lamong, kenaikan arus petikemas domestik di Lembar, Kendari, Kumai, Sampit, dan Gorontalo, kenaikan arus petikemas domestik dan internasional di Terminal Petikemas Semarang serta kenaikan arus petikemas domestik di Terminal Petikemas Banjarmasin, Terminal Jamrud, dan Terminal Nilam Mirah. Peningkatan arus petikemas juga berdampak pada peningkatan produksi pelayanan petikemas internasional dan domestik tahun 2021 yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020;
Peningkatan arus kapal ini berdampak pada peningkatan produksi pelayanan pemanduan, pelayanan penundaan, dan pelayanan penambatan. Peningkatan arus kapal terutama terjadi karena peningkatan kunjungan kapal Roro di dermaga umum Cabang Tanjung Wangi, Cabang Lembar, dan Terminal Jamrud serta meningkatnya kegiatan kapal curah cair non-BBM di TUKS pada Cabang Gresik;
Peningkatan arus barang non-petikemas antara lain disebabkan peningkatan produksi kegiatan bongkar kargo di Terminal Teluk Lamong, peningkatan produksi bongkar komoditi pupuk dan klinker di PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, peningkatan produksi bongkar dan muat kendaraan di PT Indonesia Kendaraan Terminal Tanjung Priok, penambahan rute baru kapal RORO tujuan Tanjung Wangi ke Gilimas, peningkatan produksi bongkar muat hewan pada Terminal Jamrud dan Terminal Kalimas; dan
Peningkatan pendapatan rupa-rupa disebabkan meningkatnya pelayanan kesehatan selama masa pandemi serta tercapainya produksi pengusahaan alat bongkar muat.
PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI STRUKTUR MODAL
Komposisi struktur modal di 2021 yang dimiliki oleh Pelindo adalah 63,82% berasal dari liabilitas, dan 36,18% berasal dari ekuitas. Adapun uraian perbandingan target dan realisasi struktur modal tahun 2021 disajikan sebagai berikut.