paska pelonggaran pembatasan sosial. Kenaikan infeksi juga menyebabkan gelombang infeksi baru untuk berbagai negara yang sebelumnya telah menunjukkan proyeksi pemulihan yang baik. Sejauh ini vaksin telah terbukti membantu mengurangi tingkat transmisi virus, hospitalization, mengurangi fatalitas, dan juga meningkatkan kecepatan pemulihan pasien. Walaupun dampak dari vaksin bervariasi dari jenis vaksin dan juga kondisi individual, tetapi vaksinasi populasi merupakan usaha terusmenerus dari pemerintah masing-masing negara untuk menekan penyebaran virus. Kendati demikian, masih terdapat banyak hambatan dalam meningkatkan uptake vaksin baik dari aspek suplai, distribusi, hingga edukasi masyarakat. Selain itu, populasi yang tidak tervaksinasi dikhawatirkan akan menjadi tempat yang rentan untuk munculnya varian baru yang lebih berbahaya. Varian baru yang lebih berbahaya merupakan suatu faktor penting yang akan mengubah proyeksi pemulihan ekonomi global.
Perbaikan perekonomian nasional masih terus berlanjut di tengah kondisi perekonomian global yang masih mengalami ketidakpastian. Tahun 2021 menjadi masa yang penting dalam proses akselerasi pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi COVID-19, sekaligus menjadi momentum untuk melanjutkan dan menetapkan berbagai reformasi kebijakan untuk mempersiapkan fondasi yang kokoh dalam rangka melaksanakan transformasi ekonomi menuju negara maju.
Berdasarkan data yang didapat dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2021 Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,69% (Cumulative to Cumulative/CtC), berbalik dari pertumbuhan tahun 2020 yang mengalami kontraksi sebesar 2,07%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 10,46%. Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 24,04%. Terhadap perekonomian nasional pada tahun 2021, Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar yaitu 57,89% dengan pertumbuhan 3,66%, diikuti Sumatera sebesar 21,70% dengan pertumbuhan 3,18%, Kalimantan sebesar 8,25% dengan pertumbuhan 3,18%, Sulawesi sebesar 6,89% dengan pertumbuhan 5,67%, kemudian Maluku dan Papua sebesar 2,49% dengan pertumbuhan 10,09%.
Dari sisi industri pelabuhan, berdasarkan data dari Otoritas Pelabuhan New York dan New Jersey, pada informasi the Port Authority of New York and New Jersey’s website melaporkan bahwa Maret 2021 tercatat traffic petikemas bulanan tertinggi dibandingkan Maret 2019 dengan peningkatan sebesar 35%. Hal ini menunjukkan ketahanan sisi permintaan pelanggan dan rantai pasokan global dalam memasuki tahun kedua pandemi COVID-19.
Peningkatan ukuran kapal kontainer juga terus terjadi dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan adaptasi terhadap infrastruktur pelabuhan. Ukuran kapal rata-rata telah meningkat ~130% secara global sejak tahun 2000 hingga 2015 dan diprediksi akan terus meningkat untuk memanfaatkan skala ekonomi. Hal ini akan mendorong pembangunan infrastruktur di sekitar pelabuhan sehingga akan memungkinkan pembuatan hub internasional